Pages

Tuesday, September 1, 2015

About my hometown, Bontang.

Bontang, sebuah kota kecil dekat laut di propinsi Kalimantan Timur ini memang jarang terdengar.
Mayoritas penduduknya adalah pendatang dari luar Kalimantan, kebanyakan dari pulau Jawa. Walaupun kota kecil, namun biaya hidup dan pendapatan perkapita di Bontang cukup tinggi. Mungkin karena itu banyak pendatang yang mengadu nasib kesana. Penduduk desa Bontang Kuala beranggapan bahwa mereka adalah penduduk asli kota Bontang, sebuah desa tepat di daerah pesisir Bontang. Namun masih diragukan kebenarannya (penulis sendiri gak tahu o.o). Kota Bontang dihuni selain warga asli kayak suku kutai juga dihuni oleh berbagai macam suku lain misalnya Bugis, Banjar, Jawa, Batak, Sunda, dan sebagainya sehingga Kota Bontang dihuni oleh berbagai suku.

Pergelaran budaya yang ada di Bontang dan setiap tahun dilaksanakan secara rutin yaitu Pesta Laut Bontang Kuala dan Erau Pelas Benua. Untuk menyenangkan para penunggu laut agar tidak mendatangkan musibah bagi para nelayan dan keluarganya, masyarakat dahulu sepakat untuk melaksanakan atau menyelenggarakan upacara memberi makan laut yaitu dengan melayarkan beras kuning dan kain kuning yang dibawah dengan perahu sampai ketengah laut yang dilakukan para pawang dan pembantunya. Selesai upacara biasanya para nelayan dilarang melaut untuk beberapa hari. Dalam perkembangan selanjutnya dan untuk mengisi pembangunan, acara adat tersebut dijadikan objek wisata seni budaya yang didukung oleh berbagai lapisan masyarakat bontang dan pemerintah maka atas inisiatif tokoh masyarakat Bontang. Adat istiadat Budaya Bontang tersebut disajikan dalam bentuk Pesta Laut.

Bagi para pelakunya Pesta laut menjadi ajang kreasi dan berprestasi yang menandakan jati diri sebagai putra Bontang yang lahir dan tumbuh bersama masyarakat Bontang. Bagi para pengunjung, Pesta laut merupakan tempat rekreasi yang kadang kadang sangat diinginkan,sebab memiliki kesan tersendiri. Dengan adanya pelaksanaan budaya tersebut dapat menjadi tolak ukur  terjadinya perkembangan seni dan budaya yang cukup berhasil.berkat adanya kerjasama dari semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah.

Untuk Erau sendiri, penulis belum pernah melihatnya sendiri karena rumah penulis lebih dekat dengan Bontang Kuala. Jadi, penulis juga bingung bagaimana menjelaskannya karena hanya mendengar dari teman. Erau sendiri dilaksanakan di daerah Guntung, dimana kampung-kampung melakukan pembersihan tidak hanya secara fisik tapi juga secara rohani. Lalu melakukan pemotongan terhadap hewan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Erau sendiri dilaksanakan setiap dua tahun sekali.

Makanan khas Bontang adalah amplang, maka setiap berkunjung ke Bontang pasti oleh-olehnya tidak jauh dari amplang. Amplang adalah makanan seperti kerupuk yang terbuat dari ikan, yang mana ikan merupakan hasil utama Bontang Kuala selain rumput laut. Rumput laut sendiri diolah menjadi manisan rumput laut dengan aneka warna. Untuk proses pembuatannya, penulis belum pernah melihatnya sendiri hehe... Di Bontang banyak orang menjajakan nasi kuning khususnya pada jam sarapan. Nasi kuningnya kebanyakan dijual oleh orang Banjar, beda dengan khas Jawa yang menggunaan lauk goreng, nasi kuning Banjar menggunakan lauk yang diolah dengan bumbu merah.

Yep, sampai disini dulu karena penulis bingung mau menulis apa lagi. Mungkin kalau bertemu penulis di Bontang bisa disapa “Hei, sampeyan yang nulis blog gak jelas itu ya”. Sekian dari saya.

No comments:

Post a Comment